Perbedaan Pemasaran Online dan Offline
Perbedaan Pemasaran Online dan Offline. Terdapat 2 jenis pemasaran yang dikenal dalam dunia permasaran global, yaitu pemasaran online dan Pemasaran offline. Pengertian Pemasaran online adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui media daring. Pemasaran online dianggap sebagai model pemasaran modern karena mengandalkan perkembangan teknologi informasi.
Sedangkan Pengertian pemasaran offline lebih dikenal sebagai pemasaran konvensional. Pemasaran ini dengan mengandalkan media massa untuk menyampaikan informasi. Tujuan pemasaran offline lebih banyak untuk meningkatkan awareness brand anda. Pemasaran jenis ini juga masih banyak digunakan oleh brand.
Tak hanya terbatas pada pengertian di atas, pemasaran online dan offline juga memiliki berbagai perbedaan mendasar. Berikut ini admin blog risetpasar.id mencoba membahas tuntas perbedaan pemasaran online dan offline yang perlu anda ketahui:
Perbedaan Pemasaran Online Dan Offline
1. Jumlah Modal
Terkait dengan besaran modal yang dikeluarkan oleh kedua model pemasaran tersebut sangat berbeda dan cukup signifikan. Untuk pemasaran offline akan menghabiskan budget lebih besar karena menggunakan media massa sebagai media kampanye. Contohnya, Besaran uang untuk satu kali tayangan iklan di acara televisi mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Sedangkan dalam pemasaran online, Besaran uang yang dikeluarkan tidak sebesar pemasaran konvensional karena dilakukan melalui media daring. Meskipun dilakukan melalui iklan digital (facebok ads, instagram ads, FBAds, Google Ads, TikTok Ads, Twitter Ads, dan sebagainya), budget yang dikeluarkan tidak sebanyak iklan di media massa. Dalam pemasaran online, brand harus mengkombinasikan strategi iklan, optimasi media sosial, SEO, website, dan lain-lain yang tidak banyak menghabiskan anggaran pemasaran dengan hasil yang sama.
2. Jangkauan Pemasaran
Terkait dengan jangkauan pemasaran kedua metode pemasaran ini sangat berbeda. Jika pada pemasaran offline jangkauan pemasarannya sangat terbatas karena diperlukan kehadiran fisik dari seseorang yang berperan sebagai sales atau media fisik untuk publikasi produk yang dipasarkan. Alhasil, terpaan hanya terjadi pada anda yang merasakan kehadirannya secara fisik.
Sedangkan pemasaran online dilakukan melalui media internet, di mana orang dapat mengakses bahkan tanpa harus bertemu dengan pihak yang memasarkan. Pemasaran online dapat didapatkan melalui media sosial ataupun media daring lainnya. Jangkauan dari pemasaran ini tak terbatas, bahkan bisa sampai ke luar negeri.
3. Waktu
Pemasaran digital sangat terikat dengan waktu, di mana pesan akan tersampaikan hanya ketika brand menjalankan kampanye. Misalnya, penyebaran informasi akan terjadi ketika sales menawarkan produknya atau membagikan brosur yang berisi informasi brand.
Sedangkan pemasaran digital akan terus berjalan bahkan ketika brand tidak melakukan aktifitas apapun. Itu karena pemasaran digital terus berjalan selama content masih berada di internet. Orang bisa mengakses kapanpun content marketing tanpa brand harus bergerak sendiri.
4. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran online tidak memperlukan berbagai hal yang rumit seperti mencetak brosur, menyiarkan secara langsung, bertemu tatap muka dan sebagainya yang pasti memakan banyak budget dan tenaga.
Sedangkan pada sistem pemasaran offline memperlukan marketing kit berupa fisik seperti brosur, baliho, videotron, dan sebagainya. Tak hanya itu, pemasaran offline juga memperlukan tenaga kerja yang tidak sedikit, karena kampanye harus dilakukan secara langsung.
5. Jenis Produk
Untuk menampilkan jenis produk pada pemasaran offline, penjual harus menampilkan pada bukti fisik atau bahkan menampilkannya secara langsung kepada pembeli. hal ini bertujuan agar pembeli dapat mengetahui produk yang akan dibeli secara detail.
Sedangkan pada pemasaran online, produk cukup ditampilkan melalui gambar dengan disertai deskripsi yang mendukung. Ingin menampilkan lebih detail? Penjual bisa membuat content video agar pembeli dapat melihat detail dari produk anda.
6. Jumlah Produk
Pada pemasaran offline, penjual tidak dapat menampilkan jumlah produk kecuali jika sudah menghitung stok. Hal ini sedikit menyulitkan ketika pembeli ingin membeli barang dalam jumlah yang banyak.
Sedangkan pada pemasaran online, data jumlah produk biasanya akan terupdate secara otomatis pada sistem ketika terjadi pembelian. Hal ini memudahkan pembeli dalam mencari informasi tentang jumlah barang yang tersedia.
7. Cara Pembelian
Pada pemasaran online, cara pembelian cenderung dilakukan melalui tools atau link pada content marketing. Penjual biasanya langsung menyebutkan cara pembelian pada content iklan atau content pada media sosial.
Sedangkan pada pemasaran offline, untuk pembelian biasanya langsung dilakukan pada toko fisik dari penjual. Tenaga pemasaran biasanya hanya menawarkan, beberapa di antaranya langsung membawa produk untuk dijual di tempat.
8. Cara Pembayaran
Pada pemasaran online, cara pembayaran melalui top-up atau kartu kredit (CC) melalui akun business manager. Begitu juga dengan pemasaran online, sistem pembayaran melalui transfer bank atau cenderung cashless.
Sedangkan pada pemasaran offline, pembayaran melalui transfer bank yang didistribusikan lagi ke masing-masing bagian pemasaran. Pada pemasaran offline, sistem pembayaran dilakukan secara cash atau tunai, meskipun saat ini sudah banyak toko yang menyediakan pembayaran melalui barcode.
9. Tenaga Kerja Yang Diperlukan
Tenaga kerja yang diperlukan pada pemasaran pemasaran offline lebih banyak karena setiap bagian kampanye harus melakukan tugasnya masing-masing. Beberapa bagian bahkan tidak bisa merangkap pekerjaan karena harus melakukan mobilitas tinggi.
Sedangkan pada pemasaran pemasaran online, tenaga kerja yang diperlukan cenderung lebih sedikit karena pemasaran digital tidak harus memantau secara terus menerus. Satu orang juga dapat merangkap berbagai pekerjaan.
10. Cara Mencari Barang
Pada pemasaran online pencarian barang menjadi lebih mudah karena terdapat katalog yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Orang akan lebih mudah mencari barang-barang yang anda perlukan.
Pada pemasaran offline, orang harus mendatangi toko atau perwakilan brand untuk mencari barang yang anda perlukan. Hal ini tentu saja menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk mencari suatu produk.
11. Membuka Cabang
Toko offline harus membuka cabang untuk menambah jangkauan pelanggan, hal ini dikarenakan pelanggan harus mengakses toko secara langsung untuk melakukan transaksi.
Sedangkan pada toko online, anda tidak perlu untuk membuka cabang jika ingin memperluas jangkauan. Pembeli dapat mengakses toko dari manapun tanpa harus mencari lokasi terdekat untuk melakukan pembelian.
Demikianlah perbedaan pemasaran online dan pemasaran offline yang wajib anda ketahui sebelum memutuskan untuk membuka sebuah pemasaran. Pemasaran online maupun offline memiliki perbedaan karakter. Pemasaran online maupun offline sama baiknya jika diaplikasikan pada produk yang tepat.
Namun sebelum memilih pemasaran mana yang ingin anda jalankan, anda harus tahu terlebih dahulu perbedaan keduanya. Jangan sampai anda menggunakan sistem yang kurang tepat dan berakhir kurang menyenangkan. Simak terus artikel tentang riset pemasaran di blog risetpasar.id untuk menambah pengetahuan anda.
Demikianlah pembahasan yang membahas tentang Perbedaan Pemasaran Online dan Offline. Semoga bermanfaat.
Sedangkan Pengertian pemasaran offline lebih dikenal sebagai pemasaran konvensional. Pemasaran ini dengan mengandalkan media massa untuk menyampaikan informasi. Tujuan pemasaran offline lebih banyak untuk meningkatkan awareness brand anda. Pemasaran jenis ini juga masih banyak digunakan oleh brand.
Tak hanya terbatas pada pengertian di atas, pemasaran online dan offline juga memiliki berbagai perbedaan mendasar. Berikut ini admin blog risetpasar.id mencoba membahas tuntas perbedaan pemasaran online dan offline yang perlu anda ketahui:
Perbedaan Pemasaran Online Dan Offline
1. Jumlah Modal
Terkait dengan besaran modal yang dikeluarkan oleh kedua model pemasaran tersebut sangat berbeda dan cukup signifikan. Untuk pemasaran offline akan menghabiskan budget lebih besar karena menggunakan media massa sebagai media kampanye. Contohnya, Besaran uang untuk satu kali tayangan iklan di acara televisi mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Sedangkan dalam pemasaran online, Besaran uang yang dikeluarkan tidak sebesar pemasaran konvensional karena dilakukan melalui media daring. Meskipun dilakukan melalui iklan digital (facebok ads, instagram ads, FBAds, Google Ads, TikTok Ads, Twitter Ads, dan sebagainya), budget yang dikeluarkan tidak sebanyak iklan di media massa. Dalam pemasaran online, brand harus mengkombinasikan strategi iklan, optimasi media sosial, SEO, website, dan lain-lain yang tidak banyak menghabiskan anggaran pemasaran dengan hasil yang sama.
2. Jangkauan Pemasaran
Terkait dengan jangkauan pemasaran kedua metode pemasaran ini sangat berbeda. Jika pada pemasaran offline jangkauan pemasarannya sangat terbatas karena diperlukan kehadiran fisik dari seseorang yang berperan sebagai sales atau media fisik untuk publikasi produk yang dipasarkan. Alhasil, terpaan hanya terjadi pada anda yang merasakan kehadirannya secara fisik.
Sedangkan pemasaran online dilakukan melalui media internet, di mana orang dapat mengakses bahkan tanpa harus bertemu dengan pihak yang memasarkan. Pemasaran online dapat didapatkan melalui media sosial ataupun media daring lainnya. Jangkauan dari pemasaran ini tak terbatas, bahkan bisa sampai ke luar negeri.
3. Waktu
Pemasaran digital sangat terikat dengan waktu, di mana pesan akan tersampaikan hanya ketika brand menjalankan kampanye. Misalnya, penyebaran informasi akan terjadi ketika sales menawarkan produknya atau membagikan brosur yang berisi informasi brand.
Sedangkan pemasaran digital akan terus berjalan bahkan ketika brand tidak melakukan aktifitas apapun. Itu karena pemasaran digital terus berjalan selama content masih berada di internet. Orang bisa mengakses kapanpun content marketing tanpa brand harus bergerak sendiri.
4. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran online tidak memperlukan berbagai hal yang rumit seperti mencetak brosur, menyiarkan secara langsung, bertemu tatap muka dan sebagainya yang pasti memakan banyak budget dan tenaga.
Sedangkan pada sistem pemasaran offline memperlukan marketing kit berupa fisik seperti brosur, baliho, videotron, dan sebagainya. Tak hanya itu, pemasaran offline juga memperlukan tenaga kerja yang tidak sedikit, karena kampanye harus dilakukan secara langsung.
5. Jenis Produk
Untuk menampilkan jenis produk pada pemasaran offline, penjual harus menampilkan pada bukti fisik atau bahkan menampilkannya secara langsung kepada pembeli. hal ini bertujuan agar pembeli dapat mengetahui produk yang akan dibeli secara detail.
Sedangkan pada pemasaran online, produk cukup ditampilkan melalui gambar dengan disertai deskripsi yang mendukung. Ingin menampilkan lebih detail? Penjual bisa membuat content video agar pembeli dapat melihat detail dari produk anda.
6. Jumlah Produk
Pada pemasaran offline, penjual tidak dapat menampilkan jumlah produk kecuali jika sudah menghitung stok. Hal ini sedikit menyulitkan ketika pembeli ingin membeli barang dalam jumlah yang banyak.
Sedangkan pada pemasaran online, data jumlah produk biasanya akan terupdate secara otomatis pada sistem ketika terjadi pembelian. Hal ini memudahkan pembeli dalam mencari informasi tentang jumlah barang yang tersedia.
7. Cara Pembelian
Pada pemasaran online, cara pembelian cenderung dilakukan melalui tools atau link pada content marketing. Penjual biasanya langsung menyebutkan cara pembelian pada content iklan atau content pada media sosial.
Sedangkan pada pemasaran offline, untuk pembelian biasanya langsung dilakukan pada toko fisik dari penjual. Tenaga pemasaran biasanya hanya menawarkan, beberapa di antaranya langsung membawa produk untuk dijual di tempat.
8. Cara Pembayaran
Pada pemasaran online, cara pembayaran melalui top-up atau kartu kredit (CC) melalui akun business manager. Begitu juga dengan pemasaran online, sistem pembayaran melalui transfer bank atau cenderung cashless.
Sedangkan pada pemasaran offline, pembayaran melalui transfer bank yang didistribusikan lagi ke masing-masing bagian pemasaran. Pada pemasaran offline, sistem pembayaran dilakukan secara cash atau tunai, meskipun saat ini sudah banyak toko yang menyediakan pembayaran melalui barcode.
9. Tenaga Kerja Yang Diperlukan
Tenaga kerja yang diperlukan pada pemasaran pemasaran offline lebih banyak karena setiap bagian kampanye harus melakukan tugasnya masing-masing. Beberapa bagian bahkan tidak bisa merangkap pekerjaan karena harus melakukan mobilitas tinggi.
Sedangkan pada pemasaran pemasaran online, tenaga kerja yang diperlukan cenderung lebih sedikit karena pemasaran digital tidak harus memantau secara terus menerus. Satu orang juga dapat merangkap berbagai pekerjaan.
10. Cara Mencari Barang
Pada pemasaran online pencarian barang menjadi lebih mudah karena terdapat katalog yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Orang akan lebih mudah mencari barang-barang yang anda perlukan.
Pada pemasaran offline, orang harus mendatangi toko atau perwakilan brand untuk mencari barang yang anda perlukan. Hal ini tentu saja menghabiskan waktu yang lebih banyak untuk mencari suatu produk.
11. Membuka Cabang
Toko offline harus membuka cabang untuk menambah jangkauan pelanggan, hal ini dikarenakan pelanggan harus mengakses toko secara langsung untuk melakukan transaksi.
Sedangkan pada toko online, anda tidak perlu untuk membuka cabang jika ingin memperluas jangkauan. Pembeli dapat mengakses toko dari manapun tanpa harus mencari lokasi terdekat untuk melakukan pembelian.
Demikianlah perbedaan pemasaran online dan pemasaran offline yang wajib anda ketahui sebelum memutuskan untuk membuka sebuah pemasaran. Pemasaran online maupun offline memiliki perbedaan karakter. Pemasaran online maupun offline sama baiknya jika diaplikasikan pada produk yang tepat.
Namun sebelum memilih pemasaran mana yang ingin anda jalankan, anda harus tahu terlebih dahulu perbedaan keduanya. Jangan sampai anda menggunakan sistem yang kurang tepat dan berakhir kurang menyenangkan. Simak terus artikel tentang riset pemasaran di blog risetpasar.id untuk menambah pengetahuan anda.
Demikianlah pembahasan yang membahas tentang Perbedaan Pemasaran Online dan Offline. Semoga bermanfaat.